karenanya. Lantai di beranda rumah menjadi licin. Tumbuhan hias mengeluarkan bau tanah yang menyengat. Semuanya serba lembab. Aku benci itu. Air seketika menjadi dingin. Membuat kulitku enggan menyentuhnya. Bulu kudukku menggigil. Terkadang, aku benci dingin, juga benci panas. Hanya saja, aku benci hujan kini. Itu pasti. Aku kurang tahu mengapa dan kapan aku membenci hujan secara khusus. Hanya saja, aku ingat aku membcinya ketika aku tidak lagi mendapatkan suara tawa itu. Itu karena mereka, teman sepermainanku hilang satu persatu. Meninggalkanku. Sibuk. Saat itu, aku mengakrabkan diri seperti mereka, yaitu dengan matahari. Matahari yang mereka harapkan. Agar cuaca cerah dan aktivitas lancer. Hanya saja, mereka tak tahu, matahari memanggang hatiku hingga kering dan tidak lagi mampu berasa…akhirnya, minggu kemarin, di saat detik-detik perpisahan sekolah, aku berlari dengan seseorang teman dekat, dibawah hujan…kami tertawa-tawa saking dinginnya angin menerpa…kami tidak naik becak, kami lebih memilih membiarkan rintik hujan itu jatuh mengenai tubuh kami. Rasanya aku kembali terlempar pada kenangan sepuluh tahun lalu. Ketika aku merasakan bulir-bulir air hujan mengenai permukaan kulitku. Dingin, namun menyegarkan. Setiap tetes air seperti cermin akan setiap tawa dan candaan. Seperti menjadi saksi akan kebersmaan yang singkat dan tak kutahu saat itu…sebenarnya akan lenyap di masa depan…meninggalkanku dengan merindu dalam sepi di pojokan…mungkin aku akan mencintai hujan lagi ketika aku tahu, orang lain tidak akan melihatku menangis ketika aku berjalan dibawah rinai hujan…
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Sunday, September 30, 2012
hujan kenangan pahit
karenanya. Lantai di beranda rumah menjadi licin. Tumbuhan hias mengeluarkan bau tanah yang menyengat. Semuanya serba lembab. Aku benci itu. Air seketika menjadi dingin. Membuat kulitku enggan menyentuhnya. Bulu kudukku menggigil. Terkadang, aku benci dingin, juga benci panas. Hanya saja, aku benci hujan kini. Itu pasti. Aku kurang tahu mengapa dan kapan aku membenci hujan secara khusus. Hanya saja, aku ingat aku membcinya ketika aku tidak lagi mendapatkan suara tawa itu. Itu karena mereka, teman sepermainanku hilang satu persatu. Meninggalkanku. Sibuk. Saat itu, aku mengakrabkan diri seperti mereka, yaitu dengan matahari. Matahari yang mereka harapkan. Agar cuaca cerah dan aktivitas lancer. Hanya saja, mereka tak tahu, matahari memanggang hatiku hingga kering dan tidak lagi mampu berasa…akhirnya, minggu kemarin, di saat detik-detik perpisahan sekolah, aku berlari dengan seseorang teman dekat, dibawah hujan…kami tertawa-tawa saking dinginnya angin menerpa…kami tidak naik becak, kami lebih memilih membiarkan rintik hujan itu jatuh mengenai tubuh kami. Rasanya aku kembali terlempar pada kenangan sepuluh tahun lalu. Ketika aku merasakan bulir-bulir air hujan mengenai permukaan kulitku. Dingin, namun menyegarkan. Setiap tetes air seperti cermin akan setiap tawa dan candaan. Seperti menjadi saksi akan kebersmaan yang singkat dan tak kutahu saat itu…sebenarnya akan lenyap di masa depan…meninggalkanku dengan merindu dalam sepi di pojokan…mungkin aku akan mencintai hujan lagi ketika aku tahu, orang lain tidak akan melihatku menangis ketika aku berjalan dibawah rinai hujan…