Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
a. Pengertian Metode
Pemecahan Masalah (Problem solving Method)
Metode pemecahan masalah (problem
solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Penyelesaian masalah merupakan
proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai
menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful
Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa:
Metode problem solving
(metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga
merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem
solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah
sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha
untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang
mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada
terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
Senada dengan pendapat diatas Sanjaya
(2006:214) menyatakan pada metode pemecahan masalah, materi pelajaran tidak
terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa
tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk
metode pemecahan masalah yaitu:
a) Mengandung isu – isu yang
mengandung konflik bias dari berita, rekaman video dan lain – lain
b) Bersifat familiar dengan siswa
c) Berhubungan dengan kepentingan
orang banyak
d) Mendukung tujuan atau kompetensi
yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang berlaku
e) Sesuai dengan minat siswa sehingga
siswa merasa perlu untuk mempelajari
Dalam pelaksanaan
pembelajaran sehari-hari metode
pemecahan masalah banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan metode
lainnya. Dengan metode ini guru tidak memberikan informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah
memecahkan masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah
yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
Suatu soal dapat
dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang
dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya
merupakan hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-hati dalam
menentukan soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagian
besar guru untuk memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bukan merupakan
masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal
ini akan dapat diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal
yang bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan
kemampuan intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa.
Pembelajaran problem
solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Menurut
Arends (2008 : 45) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Pada pembelajaran
berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang
disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian
dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari
permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya
siswa dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi
individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan
aspek-aspek yang ada di lingkungannya.
Dari pendapat di atas
maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu
penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus
dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari
penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan
mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.
b.Manfaat dan Tujuan
dari Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving Method)
Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar
mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri
(1983:133) metode problem solving
memberikan beberapa manfaat antara lain :
a)
Mengembangkan
sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil
kepuutusan secara objektif dan mandiri
b)
Mengembangkan
kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan
berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah
c)
Melalui
inkuiri atau problem solving
kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener
dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif
d)
Membina
pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif
– mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok
Berhasil
tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
1) Siswa menjadi terampil menyeleksi
informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali
hasilnya.
2) Kepuasan intelektual akan timbul
dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3) Potensi intelektual siswa meningkat.
4) Siswa belajar bagaimana melakukan
penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
c. Langkah
– Langkah Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Penyelesaian
masalah menurut J.Dewey dalam bukunya W.Gulo (2002:115) dapat dilakukan melalui
enam tahap yaitu
Tahap – Tahap
|
Kemampuan yang diperlukan
|
1) Merumuskan masalah |
Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas
|
2) Menelaah masalah |
Menggunakan pengetahuan untuk memperinci menganalisa masalah dari
berbagai sudut
|
3) Merumuskan hipotesis |
Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian
|
4) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis |
Kecakapan mencari dan menyusun data menyajikan data dalam bentuk
diagram,gambar dan tabel
|
5) Pembuktian hipotesis |
Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung – hubungkan
dan menghitung
Ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan
|
6) Menentukan pilihan penyelesaian |
Kecakapan membuat altenatif penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan
akibat yang terjadi pada setiap pilihan
|
Penyelesaian masalah
Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan
prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut (W.Gulo 2002 : 117):
1. Mendifinisikan Masalah
Mendefinisikan
masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:
a)Kemukakan kepada siswa peristiwa
yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian
minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain
stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menulisnya dipapan
tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat
tersebut.
b) Setiap pendapat yang ditinjau
dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan demikian
dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat,
atau dirumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan – perumusan yang
kurang tepat. akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling tepat dipakai
oleh semua.
2. Mendiagnosis masalah
Setelah
berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil,
kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah
3. Merumuskan Altenatif Strategi
Pada
tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara
penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara
berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi
4. Menentukan dan menerapkan
Strategi
Setelah
berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan
dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang
cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen
5. Mengevaluasi Keberhasilan
Strategi
Dalam
langkah terakhir ini kelompok mempelajari :
(1).
Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)?
(2).
Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil) ?
Berdasarkan
pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus
diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving
sebagai berikut:
1.
Merumuskan
masalah
Dalam
merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan
merumuskan suatu masalah.
2. Menelaah masalah
Dalam menelaah masalah
kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti
dari berbagai sudut.
3. Menghimpun dan mengelompokkan
data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Menghimpun
dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar,
dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis.
4. Pembuktian hipotesis
Dalam
pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan
membahas data yang telah terkumpul.
5. Menentukan pilihan pemecahan
masalah dan keputusan
Dalam
menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang diperlukan adalah
kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif pemecahan dan
keterampilan mengambil keputusan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Pemecahan Masalah (Problem
Solving Method)
Pembelajaran problem
solving ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan model
pembelajaran problem solving diantaranya yaitu melatih siswa untuk
mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah
yang di hadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan,
menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan
berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, serta
dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia
kerja.
Sementara kelemahan
model pembelajaran problem solving itu sendiri seperti beberapa pokok
bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya
alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya
dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Dalam pembelajaran problem
solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain.
Daftar Pustaka
Arends, Richard I. (2008)
. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. (Edisi Ketujuh/ Buku Dua).
Terjemahan Helly Pajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Dhajiri,
Ahmad Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan Games
dalam VTC. Bandung : Jurusa PMPKn IKIP
Gulo, W. (2002).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo
Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Grafindo.
Sudirman,dkk.(1987.)Ilmu
Pendidikan. Bandung: Remadja Karya
Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain . (2006) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta
SEMOGA BERMANFAAT
Read more: http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-masalah-problem.html#ixzz351HdAByM
0 comments:
Post a Comment